Kenalin, namaku Tami. Menari
dan memasak adalah hobiku. Dulu julukan dari teman-temanku untukku adalah Tami
Muhammad Irvan. Tapi sekarang julukan itu udah gak ada lagi, sejak aku putus
dengannya -Muhammad Irvan- setahun lalu.
Aku terjebak dalam suatu kesalahan fatal. Irvan memergokiku sedang bermesraan
dengan teman sekelasku, Roni. Entah apa yang kupikirkan saat itu, tiba-tiba aku
langsung menampar Irvan dengan keras, lalu menangis dan meninggalkan café itu.
Café dimana aku dan Irvan sering menghabiskan waktu berdua, mecurhatkan isi
hati dan saling menunjukkan rasa rindu. Aku mendua dan Irvan pun pergi. Aku
terkejut saat melihat Irvan memasang Display Picture dengan seorang cewe Cewe
itu cantik, hidung mancung, muka bulat, alis tebal dan bibirnya sangat tipis.
Irvan memencet hidung cewe itu dan cewe itu mencubit dagu Irvan dengan mesra.
Aku bener-bener gak menduga kalau secepat itu Irvan mampu melabuhkan hatinya ke
cewe lain. 1 tahun menurutku sangat susah untuk melupakan Irvan dan
kenangan-kenangan indah yang ada. Tapi kenapa dia dengan mudahnya bersama cewe
lain? Jujur, aku belum bisa membuka hatiku untuk cowo lain.Meskipun di bibir,
aku mengatakan bahwa aku bisa melupakannya dan membuka hatiku untuk cowo lain.
Hingga..
“Hai
Tami. Apa kabar? Baik? Aku kangen kamu lho. Kamu masih mencita-citakan
cita-citamu yang waktu itu kamu beritau ke aku kan? Ayo aku tau kamu bisa
meraih cita-citamu itu. Aku terus mendukungmu dari sini. Jujur, aku belum bisa
sepenuhnya mencintai Kirana. Semua tentang kita masih aku ingat dalam pikiran
ini. Aku ingin kita bersama, tapi aku ingin kamu tidak bersamaku. Sukses terus
ya Tami J
”
Itulah sms dari Irvan. 1
Januari 2011.
5 tahun menjalin sebuah
hubungan bukanlah hal yang mudah. Tidak terkecuali hubunganku dengan Irvan 6
tahun lalu. Kami beda sekolah, namun tetap dalam satu komplek wilayah. Rumah
kami berjauhan, namun orang tua kami satu kantor. Sungguh sempit dunia ini.
Irvan adalah sosok cowo yang
sangat perfect. Dia baik, tulus, ngalah, tapi.. sering nyebelin. Dia kalau udah
nyebelin tuh ya nyebelin banget. Sampe-sampe pengen aku jambak rambutnya dia!
Itulah yang ku rindukan dari Irvan. Tawanya, tangannya, dan pelukannya. Aku
sangat ingat saat Irvan memelukku di teras rumahku..
“Hmm.. kok dingin ya hmm”
“Aku peluk kamu boleh?”
“Van..”
1 detik kemudian, aku
tenggelam dalam pelukannya. Hangat dan menenangkan. Aku sangat mencintaimu,
Van. Sangat mencintaimu. Aku bener-bener nggak mau kamu pergi, Van.
“Tam, jangan pernah pergi
dari pelukku ya. Aku ingin.. kita kayak gini terus. Kamu yang selalu aku peluk
saat kamu sedih, bahagia, dan merasa kesepian. Aku.. selalu ada buat kamu,
Tam.” Ucapnya sambil mengelus rambutku
“Iya aku nggak akan pernah
pergi dari kamu kok, Van. Aku sayang banget sama kamu. Janji ya kamu bakalan
selalu ada buat aku? Janji?”
“Iya Tam..” jawabnya
singkat. Tiba-tiba dia mencium keningku
“Lho! Malah cium keningku
hmm. Ayo ngomong janji dong” ujarku sambil cemberut
“Allah ngajarin umatnya
untuk tidak mudah mengucap janji, Tam..”
“Ah alasan. Bilang aja gak
mau janji”
“Hahaha ssst udah jangan
cemberut gitu dong. Nanti hantu pada takut sama kamu lho kalau kamu cemberut
gitu hahahhaa”
“Ih ! Irvan apaan sih! Jayus
deh”
“Hahaha hmm”.
Lagi-lagi dia mencium
keningku lalu menatapku dalam dan tersenyum.
“Kamulah yang terbaik buat
aku, Tam. Aku sayang kamu” bisiknya
Aku terpaku mendengar
bisikan darinya. Aku terharu. Aku senang. Ya Tuhan. Aku mencintai Irvan. Jangan
pernah izinkan Irvan pergi dariku Ya Tuhan..
27 Agustus 2010
“Happy anniversary,
Irvanku!!! I love you so much so damn so much so damn! Hehehe gak kerasa ya
kita udah 5 tahun!! Yeay!!”
“Iya, sayangku.. happy anniv
juga yaa. Aku juga cinta kamu, pake banget dan sangat. Hehe. Nanti malem jalan
yuk yang”
“Hey! Kok tumben kamu ngajak
aku jalan hahaha ayo kemana??”
“Mall tempat kita mainan basket biasanya itu lho! Ayo ayo ayo. Aku yang bayarin
deh”
“Deal! Jam 7 jemput aku ya!”
“Yoi sayang..”
Jam 19:35
Irvan mana sih aduh lelet
banget. Katanya jam 7, kok sekarang malah gak dateng. Hih bete
Tin tin
“Halo cantik.. cemberut aja
nih, monggo masuk di mobilku..”
“Ya”
Aku pun membuka pintu mobil
dan duduk dengan setengah ngamuk lalu memasang sabuk pengaman dan memalingkan
muka kearah kiri
“Nona cantik kenapa cemberut
nih? Jangan cemberut dong.. kita kan habis gini ngerayain anniv..” rayunya
seraya menggenggam tanganku erat.
“He’em”
Mungkin Irvan tau aku sangat
marah, tiba-tiba dia menyetel lagu Your Guardian Angel.
“Kapan-kapan,
aku pianoin kamu lagu ini ya. Aku suka banget lagu ini soalnya. Tiap dengerin
lagu ini, aku inget kamu, Tam”
“Yakin
tuh inget aku? Bukan inget cewe lain?”
“Hmm
Tam.. lihat aku”
Aku
langsung menoleh ke arahnya dan menatap matanya tajam.
“Aku
cuma setia sama kamu, Tam. Aku cuma sayang sama kamu. Percaya deh sama aku, aku
gak bakalan macem-macem, aku gak bakalan mainin perasaanmu, gak bakalan mainin
hati kamu, Tam”
Aku
sedikit luluh oleh kata-katanya.
“Iya,
aku percaya kok Van”. Aku langsung memeluknya erat saat itu juga. Aku
bener-bener gak mau kehilangan Irvan.
Sesampainya
di mall..
“Tami
mau kita kearah mana nih? Kanan , kiri atau lurus hayo?” tanyanya sambil
menggenggam tanganku erat
“Kiri
deh” jawabku singkat
“Oke,
kita langsung makan aja ya berarti..” ujarnya
“Kita
makan dimana sih emang?” tanyaku dengan muka penasaran
“Rahasiaaaa
doong” jawabnya sambil melet-melet
“Yaudah
deh huh” jutekku pun kumat.
“Selamat
datang Nona cantik dari surga.. silahkan duduk..”
Suasananya
cozy, lampunya agak remang-remang gimana gitu tapi asik karna ada beberapa
lampu yang warna-warni, kursinya gak kuno, waitterrsnya masih muda-muda, lagu
yang sedang diputar-pun adalah kumpulan lagu romantis.
“Iya,
terimakasih Van.. Engg.. Tapi.. kok tumben kamu ngajak aku ke tempat asik kayak
gini? Biasanya kan kita makan di restoran junk-food..”
“Ini
hari spesial Nona cantik. Aku nggak ingin bikin kamu kecewa. Aku pesen makanan
dan minumannya dulu ya. Nona cantik diam disini. Tidak boleh kemana-mana. Kalau
kemana-mana, nanti diculik lho..”
“Ih
apaan banget deh”
Tiba-tiba..
“Eh
Tami!” . Aku mencari asal suara. Sepertinya aku kenal suara itu.. itu kan
suaranya.. Haqi. Mantanku.
“Eh
kamu” jawabku singkat
“Lo
kok tambah cantik aja sih, Tam. Sendirian aja nih? Gua temenin boleh ya?”
“Aku
sama cowoku, Haq. Sori”
“Yaudah
kalo gitu gua gabung aja sama kalian. Boleh kan? Ayo lah, jangan lupa mantan,
Tam”
“Tapi
Haq..”
Haqi
menatapku tajam lalu menggenggam tanganku dan meraih jari manisku..
“Tam,
lo mau kan jadi istri gua? Gua sebenernya masih sayang banget sama lo. Gua tau
lo disini tuh tadi karna gua stalking path lo. Ayo jadi istri gua. Gua janji ga
bakalan nyakitin lo lagi. Gua janji sepenuh hati. Lupain deh 6 tahun lalu pas
kita putus gara-gara gua selingkuh. Lupain semua tentang itu. Please, kasih gua
kesempatan, Tam..”
“Sori, aku ga bisa, Haq. aku udah sayang banget sama cowo aku. Permisi, aku
pamit”
Aku
bergegas meninggalkan meja. Anniv kali ini hancur karna Haqi -cowo terbrengsek
yang pernah ku kenal-.
Aku
berkali-kali coba menghubungi Irvan. Tapi tidak diangkat. Kemana Irvan? Kenapa
semuanya jadi rumit kayak gini sih.
“Ir..van?
Van! Irvan!” tangisku tiba-tiba saat melihat Irvan terkapar didepan mobilnya
dengan luka pukulan yang sangat banyak
“Sayang..
aku.. aku cinta kamu. Aku pengen kamu sm Haqi. Dia bilang dia bakalan jagain
kamu sampai mati, tadi aku coba cegah dia karna dia bilang dia bakalan ngerebut
kamu dari aku, tapi.. dia langsung menonjokku dan seperti inilah aku sekarang.
Jadi, sekarang, pergilah dengannya. Aku ingin kamu bahagia. Ohiya satu lagi,
maafin aku ya, selama ini aku bohong sama kamu. Sebenarnya, aku gak setia sama
kamu. Aku.. udah gak cinta kamu sejak setahun lalu. Jaga dirimu baik-baik ya.
A..a…aku.. bahagia sama kamu. Selamat ting..ga..l”
“IRVAN!!!!!!!!!!!!
BANGUN! VAN! AYO BANGUN VAN! VAN! BANGUN VAN! Aku pengen kamu tetep disamping
aku, Van! Meski kamu udah gak cinta aku. Van! Kamu denger aku kan? Van! Hari
ini kita anniv lho van! Van! Van.. van.. dengerin aku van. Van.. Irvan!!!!!”
jeritku dengan gusar. Tapi, Irvan tetap diam dan badannya kaku, bibirnya biru
dan pipinya memar hingga terlihat seperti bengkak.
Sejak
saat itu, aku mencoba melupakan Irvan. Tapi, kenyataan yang ada adalah Irvan
sudah sembuh dan sehat lagi. Namun, dia sekarang sudah gak bersamaku. Dia..
sudah bersama cewe barunya itu. Ya sudahlah, yang penting Irvan bahagia, aku
juga bahagia.